Kamis, 21 April 2016

Peringatan Isra' Mi'raj 1437 H Masjid SUHADA RW 06

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيَكُوْنَ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا (أما بعد) فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Jamaah RW 06 Yang Berbahagia
Pada kesempatan yang berbahagia ini, patutlah kita bersyukur kepada Allah SWT. Dan sambil duduk bersimpuh, marilah kita niatkan diri untuk lebih rutin dan konsisten di setiap kesempatan dan kesempitan, dimanapun dan kapanpun kita melangkahkan kaki dalam meniti tangga taqwa kepada Allah SWT.

Jama’ah RW 06 Rahimakumullah
Di bulan yang mulia ini, kita sebagai umat Islam diingatkan akan sebuah peristiwa yang sangat bersejarah, dimana Nabi Agung Muhammad SAW. diisra’kan dan dimi’rajkan oleh Allah SWT. dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha, lalu diberangkatkan ke langit ke tujuh yaitu Sidratul Muntaha. Di bulan inilah Nabi Muhammad menerima wahyu atau perintah sholat secara langsung dari Allah tanpa melalui perantara malaikat Jibril, ini menunjukkan begitu pentingnya shalat lima waktu yang merupakan sendi agama dan menjadi tiang agama Islam. Sesuai dengan sabda Nabi;

الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِيْنَ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنَ (رواه البيهقي 
 Artinya :
Sholat (lima waktu) adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya berarti ia telah menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalkannya berati ia telah merobohkan agama. (HR.Baihaqi)

Jama'ah RW 06 Rahimakumullah 
Peristiwa Isra’ Mi’raj ini juga menjadi ujian yang sangat besar bagi keimanan seseorang dalam meyakini kebenaran ajaran dan risalah yang dibawa oleh utusan Allah. Memang, kalau kita pikir bagaimana mungkin seseorang mampu untuk melakukan perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa kemudian dari Masjid al-Aqsa ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu satu malam saja. Padahal, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin kalau Allah menghendakinya. Ketidakpercayaan akan kekuasaan Allah yang mampu mengisra’-mi’rajkan Nabi dalam waktu satu malam membuat banyak orang yang tidak percaya dan berpaling dari kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan akhirnya mereka banyak yang kembali dalam kemunafikan dan kemusyrikan Naudzubillah mindzallik.

Peristiwa Isra’ Mi’raj itu benar-benar terjadi dan memang dikehendaki oleh Allah SWT. Karena dalam al-Qur’an sudah dijelaskan;

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ (الإسراء: 1 
 Artinya :
Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami, sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Dalam perjalanan Nabi ke Sidratul Muntaha ada beberapa hal yang diperlihatkan kepada Nabi. Diantaranya, beliau melihat ada beberapa orang yang sedang memotong-motong lidah mereka sendiri, kemudian beliau bertanya kepada Malaikat Jibril ”Wahai Jibril siapakah orang itu?”. Malaikat jibril menjawab; “Wahai Nabi Allah, itu adalah contoh umatmu yang ahli berpidato dan memberikan nasihat-nasihat kepada orang lain, tetapi nasihat itu tidak diamalkan untuk dirinya sendiri.

Selain itu juga beliau melihat ada beberapa orang yang sedang mencakar-cakar wajahnya sampai mengelupas dan pulih kembali secara terus menerus, dan kemudian beliau bertanya kepada Malaikat Jibril; “Wahai Jibril siapakah orang itu?”. Jibril menjawab; “Itulah siksaan bagi umatmu yang suka menggunjing orang lain”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Beberapa kejadian yang diperlihatkan kepada Nabi pada waktu Isra’ Mi’raj itu semua merupakan gambaran siksaan akibat dari perbuatan umat manusia.

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً (مريم: 59
 Artinya :

Maka akan datang sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan

1 komentar:

  1. Titsanium | The Titsanium Art of Painting
    Titsanium, the Titsanium Art of Painting, is one revlon titanium max edition of the most powerful piece art tools microtouch titanium available for tungsten titanium the craftsman. titanium piercings It has columbia titanium pants been around since 1792.

    BalasHapus